MahaSuci Allah, Maha Besar Allah dengan segala Firman-Nya, yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada nabi Muhammad dengan segala isinya yang sangat luarrr biasa. penelitian-penelitian, fakta-fakta mengenai alam seisinya yang telah diungkap oleh para ilmuwan hanyalah sebagian kecil yyng dapat diungkap dari Al-Qur'an. Oleh sebab itu, sebagai muslim kita perlu mengkaji isi Al-Qur'an baik untuk
DownloadLaporan Aluminium (Repaired)_2 PDF [id] menu. Login; Tujuan Percobaan Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanya V. Tinjauan Pustaka Aluminium ialah salah satu unsur kimia golongan III A. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. ALUMINIUM Karakteristik zat-zat yang digunakan dalam praktikum Al Nama, Simbol, dan
Adapunprosedur kerja pada praktikum gravimetri yaitu pertama-tama timbang sampel teh sebanyak 5,0165 gram, setelah itu di tambahkan campuran asam asetat glasial dan metanol 20% yaitu 20 ml asam asetat glasial dengan 100 ml metanol. Kemudian di maserasi selama 24 jam. Setelah itu campuran di saring, hasil saringan di tambah dengan NH4OH pekat.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Tujuan Percobaan Mempelajari sifat-sifat logam aluminium dan senyawa-senyawanya Landasan Teori Tahun 1809 Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey dalam sebagai suatu unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh Oersted. Secara industri tahun 1886, Paul Heroult di Perancis memperoleh logam aluminium dari alumina dengan cara elektrolisasi dari garam yang terfusi. Sampai sekarang memperoleh logam aluminium masih dipakai melaui proses Heroult Alian & Safikno, 2018. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb Saefulah, et al., 2018. Secara satu persatu atau bersamasama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan arus, koefisien pemuaian rendah. Material ini dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan,material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi Surdia & Saito, 1999. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodicunsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol sma. Struktur kristal aluminium adalah struktur kristal FCC, sehingga aluminium tetap ulet meskipun pada temperatur yang sangat rendah. Keuletan yang tinggi dari aluminium menyebabkan logam tersebut mudah dibentuk atau mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Aluminium memiliki beberapa kekurangan yaitu kekuatan dan kekerasan yang rendah bila dibanding dengan logam lain seperti besi dan baja. Aluminium memiliki karakteristik sebagai logam ringan dengan densitas 2,7 g/cm3 Jeffery, et al., 1989. Aluminium banyak digunakan pada peralatan industri maupun kemasan pangan karena sifatnya yang ringan, relatif murah, dan kuat. Aluminium murni memiliki tensile strength 34 MPa dan yield strength 90 MPa. Garam aluminium tidak merusak lingkungan dan tidak beracun sehingga dapat digunakan sebagai material kemasan makanan. Selain itu, aluminium juga memiliki konduktivitas panas tinggi yaitu 247 sehingga cocok digunakan sebagai bahan konstruksi peralatan proses pengolahan bahan pangan. Namun, kontak antara aluminium dengan fluida proses atau bahan pangan berpotensi menimbulkan korosi kareana asam sitrat banyak digunakan di dalam produk minuman rasa buah. Selain itu, asam sitrat juga difungsikan sebagai bahan pengawet, anti-oksidan, penstabil, dan agen chelating pada produk-produk makanan. Di dalam larutan asam sitrat 5%-w/w, korosi aluminium akan mengakibatkan pengurangan ketebalan aluminium sekitar 10 μm/tahun pada temperatur ruang dan 0,1 mm/tahun pada temperatur 50oC. Laju korosi dipengaruhi oleh tingkat keasaman fluida, oksigen terlarut, temperatur, lama waktu kontak, dan cara kontak fluida proses. Fluida dapat berkontak dengan aluminium pada kondisi diam statik atau bergerak dinamis Nurdin, et al., 2018 Selain sifat-sifat tersebut aluminium mempunyai sifat-sifat yang sangat baik dan bila dipadu dengan logam lain bisa mendapatkan sifat-sifat yang tidak bisa ditemui pada logam lain. Adapun sifat-sifat dari aluminium antara lain ringan, tahan korosi, penghantar panas dan listrik yang baik. Sifat tahan korosi pada aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan oksida aluminium pada permukaaan aluminium Sinha, 2003. Lapisan oksida ini melekat pada permukaan dengan kuat dan rapat serta sangat stabil tidak bereaksi dengan lingkungannya sehingga melindungi bagian yang lebih dalam. Adanya lapisan oksida ini disatu pihak menyebabkan tahan korosi tetapi di lain pihak menyebabkan aluminium menjadi sukar dilas dan disoldier titik leburnya lebih dari 2000º C. sifat mekaniknya. Ketahan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99,0 % atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65 % dari hantaran listrik tembaga, tetapi masa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk kabel tenaga dan dalam berbagai bentuk umpamanya sebagai lembaran tipis foil Totten, 2003. Alumina Al2O3 merupakan material keramik nonsilikat yang paling penting. Material ini meleleh pada suhu 2051 °C dan mempertahankan kekuatannya bahkan pada suhu 1500 sampai 1700°C. Alumina mempunyai ketahanan listrik yang tinggi dan tahan terhadap kejutan termal dan korosi. Alumina Al2O3 diperoleh dari pengolahan biji bauksit yang mengandung 50-60% Al2O3; 1- 20% Fe2O3; 1-10% silika; sedikit sekali titanium, zirkonium dan oksida logam transisi lain; dansisanya 20-30% adalah air. Aluminium oksida Al2O3 atau yang lebih dikenal dengan alumina insulator penghantar panas dan listrik yang oksida Al2O3 berperan penting dalam ketahanan logam aluminum terhadap perkaratan dengan udara, Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium, Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut Sidabutar, 2017. Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui reaksi alumunium dan senyawa-senyawa pada reaksi asam, basa, dan oksigen. Alat Dan Bahan Dalam percobaan ini mengguakan alat diantaranya adalah tabung reaksi, gelas kimia pembakar spirtus. Bahan yang digunakan yaitu HCl encer, beberapa potongan logam Al, larutan HgCl2 0,1 M dalam pelarut etanol, larutan NaOH 0,1 M Skema Kerja Eksperimen 1 Gambar 1. Skema Reaksi HCl dan NaOH Eksperimen 2 Gambar 2. Skema Eksperimen 2 Eksperimen 3 Gambar 3. Skema Eksperimen 3 Hasil Berdasarkan percobaan dari reaksi Alumunium dan senyawa-senyawanya diperoleh hasil berikut table. 1 Tabel 1. Percobaan Logam Alumunium Al Dan Senyawanya Eksperimen Perlakuan Pengamatan Eksperimen 1 HCl + logam Al Muncul sedikit gelembung dan larutan tak berwarna HCl + logam Al dipanaskan Gelembung gas, perubahan warna, bening abu-abu Reaksi yang terjadi Penghilangan Oksida Al Al2O3 s /Al s + 6HCl aq → 2AlCl3 aq + Al s + 3H2 g Setelah Oksidasi Al Al s + 3H2O l → AlOH3 s + 3H2g Al OH3 s + 6HCl aq → 2AlCl3aq + 3H2Oaq Eksperimen 2 NaOH + logam Al Pada Awal penambahan logam Al terbentuk sedikit gas, beberapa menit kemudian terbentuk endapan NaOH + logam Al dipanaskan Terbentuk Gelembung Gas banyak Reaksi yang terjadi Penghilang Oksida Al Al2O3 /Al s+ 2NaOH aq + 6H2Ol → 2Na[AlOH4]aq + 3H2 g Setelah Oksidasi Al 2Al s + 3OH– aq → AlOH3 s + 3H2g 2AlOH3 s + 2NaOH- aq → 2Na[AlOH4]– aq Eksperimen 3 logam Al diamplas + HgCl2 + O2 Lapisan permukaan logam aluminium lapisan oksida mengelupas bereaksi dengan HgCl2, setelah beberapa menit direndam dengan HgCl2 Setelah dibiarkan di udara terbuka terbentuk serabut seperti jarum berwarna putih keabuan Reaksi yang terjadi Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s Al s + Hg l → Amalgam s 4Al s + 3O2 g → 2Al2O3 s Logam Alumunium foil + HgCl2 + O2 Setelah ditambahkan HgCl2 Al foil warnanya menjadi lebih kusam atau tidak mengkilap dan Al foil juga terkorosi dalam larutan tersebut. setelah didiamkan pada area terbuka Al foil tidak mengalami perubahan. Al terlihat seperti sebelumnya kusam dan terkorosi Reaksi yang terjadi Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s Al s + Hg l → Amalgam s 4Al s + 3O2 g → 2Al2O3 s logam Al tdk diamplas + HgCl2 + O2 tidak terjadi perubahan terhadap logam Al Reaksi yang terjadi Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s Al s + Hg l → Amalgam s 4Al s + 3O2 g → 2Al2O3 s Pembahasan Eksperimen 1 Pada percobaan ini terjadi dua perlakuan dalam reaksi antara logam Al yang telah diamplas sebelumnya dengan larutan HCl encer yang memiliki konsentrasi 0,1 M atau 0,1 N, pada perlakuan pertama, diamati perubahan pada perlakuan ini yaitu. Muncul sedikit gelembung yang menandakan terbentuk nya gas H2 dan larutan tak berwarna, Al2O3 s /Al s + 6HCl aq → 2AlCl3 aq + Al s + 3H2 g Pada percobaan ini Al pada perlakukan pertama Al bereaksi secara lambat, meskipun memiliki energi potensialnya reduksinya berharga negative, namun sukar reaktif karena Al dilapisi lapisan oksidanya, lapisan dengan ketebalan 10-4 – 10-6 mm pada permukaan luar Alumunium yang dilapisi oksida yang menghambat terjadinya reaksi. Als → Al3+ + 3e- E0 = -1,67 V 3H+ + 3e → 3/2H2 E0 = 0 V Als + 3H+ → Al3+ + 3/2 H2 E° = -1,67 V Kemudian pada pada perlakuan yang kedua dalam reaksi logam Alumunium yang telah diamplas direaksikan dengan HCl encer 0,1 M atau 0,1 N diberi kalor atau dilakukan pemanasan, pemanasan dalam percobaan ini berperan penting proses pembentukan gas dengan mengkatalis reaksi dengan meningkatkan energi kitetik patikel sehingga terjadi partikel yang bertumbukan, menurunkan curva Energi Aktivasi menurut distribusi maxwel, melalui analisis dalam peran ini ternyata secara kualitatif ternyata diamati perubahannya terdapat gelembung gas, perubahan warna mennjadi bening menjadi abu-abu yang mendakan terbentuknya AlOH3. Perubahan ini terjadi menurut persemaan reaksi kimia Al s + 3H2O l → AlOH3 s + 3H2g AlOH3 s + 6HCl aq → 2AlCl3aq + 3H2Oaq Pada larutan ini bersifat asam, terdapat lebih sedikit gelembung yang merupakan gas hidrogen yang terbentuk pada reaksi Eksperimen 2 Pada percobaan seperti eksperimen 1 terjadi dua perlakuan dalam reaksi antara logam Al yang telah diamplas sebelumnya dengan larutan NaOH yang telah dilarukan sebelumnya yang memiliki konsentrasi 0,1 M atau 0,1 N, pada perlakuan pertama, diamati perubahan pada perlakuan ini pada awal penambahan logam Al terbentuk sedikit gas, beberapa menit kemudian terbentuk endapan putih yang menjadi indikasi terbentuknya spesi kimia AlOH3, perubahan secara kualitatif ini dikarena oleh reaksi yang terjadi melalui persamaan reaksi kimia Al2O3 /Al s+ 2NaOH aq + 6H2Ol → 2Na[AlOH4]aq + 3H2 g 2Al s + 3OH– aq → AlOH3 s + 3H2g 2AlOH3 s + 2NaOH- aq → 2Na[AlOH4]– aq Kemudian pada pada perlakuan yang kedua dalam reaksi logam Alumunium yang telah diamplas direaksikan dengan NaOH encer 0,1 M atau 0,1 N diberi kalor atau dilakukan pemanasan, pemanasan dalam percobaan ini berperan penting proses pembentukan gas dengan mengkatalis reaksi dengan meningkatkan energi kitetik patikel sehingga terjadi partikel yang bertumbukan, menurunkan curva Energi Aktivasi Ea menurut distribusi maxwel, melalui analisis dalam peran ini ternyata secara kualitatif ternyata diamati perubahannya terdapat gelembung gas dalam jumlah banyak. Karena penambahan basa berlebih membentuk senyawa [AlOH4]– yang menyebabkan endapan menjadi larut. Pada percobaan ini gas yang terbentuk adalah gas hidrogen, gas hidrogen yang lebih banyak dihasilkan adalah pada eksperiman reaksi dengan HCl pada percobaan pertama dengan suasana Asam. Pada percobaan kedua Al bereaksi dengan NaOH dengan suasana basa. Eksperimen 3 Pada percobaan ketiga dilakukan tiga perlakuan, pada perlakuan pertama logam logam Al diamplas direaksikan dengan HgCl2 Kemdian dibiarkan di udara bebas artinya berekasi dengan oksigen O2. Diamati pada percobaan Lapisan permukaan logam aluminium lapisan oksida mengelupas bereaksi dengan HgCl2, setelah beberapa menit direndam dengan HgCl2. Hal ini terjadi melalui persamaan reaksi kimia Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s Setelah dibiarkan di udara terbuka terbentuk serabut seperti jarum berwarna putih keabuan, Al yang mengelupas ini akan beraksi dengan oksigen mebentuk Al2O3 pada permukaan logam. Pada percobaan selanjutnya, Logam Alumunium foil direaksikan dengan HgCl2 Kemdian dibiarkan di udara bebas artinya berekasi dengan oksigen O2. Pada perlakuan ini diamati bahwa setelah ditambahkan HgCl2, Alumunium foil warnanya menjadi lebih kusam atau tidak mengkilap dan Al foil juga terkorosi dalam larutan tersebut. Hal ini terjadi melalui persamaan reaksi kimia Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s setelah didiamkan pada area terbuka Al foil tidak mengalami perubahan. Al terlihat seperti sebelumnya kusam dan terkorosi. Hal ini diakbitkan pada beraksi dengan oksigen mebentuk Al2O3 pada permukaan logam. Hal ini terjadi melalui persamaan reaksi kimia Al s + Hg l → Amalgam s 4Al s + 3O2 g → 2Al2O3 s Pada percobaan yang ketiga, logam Al tidak diamplas direaksikan dengan HgCl2 Kemdian dibiarkan di udara bebas artinya berekasi dengan oksigen O2. diamati tidak terjadi perubahan terhadap logam Al. Hal ini terjadi melalui persamaan reaksi kimia Al2O3 s /Al s + 3HgCl2 aq → 2AlCl3 aq + 3Hg l + Al s pada Al2O3 stabil karena sulit bereaksi dengan udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan asam atau basa encer dan asam pekat. Hal ini menunjukkan sifat. kovalen karena jari-jari atomnya yang kecil. Kesimpulan Senyawa Alumunium dapat bereaksi dalam suasana asam ataupun basa membentuk gas H2 namun Alumunium mememiliki kecenderungan terhadap reaksi dengan suasana basa dibandingkan dengan suasana asam. Logam Alumumium bersifat Amfoter. Logam Alumunium dapat dicuci dengan HgCl2 untuk menghilangkan oksida pada Alumunium, Alumunium dapat teroksidasi pada permukaan membentuk alumina atau Al2O3, kemudian akan permukaan akan menghambat reaksi lebih lanjut pada Alumunium di dalam permukaan. Saran Perlu dilakukan pada praktikum ini untuk metoda Analisis logam Al terhadap pengaruh korosi dari konsentrasi Asam Sitrat. Daftar Pustaka Alian, H. & Safikno, F. A., 2018. Pengaruh Temperatur Dan Waktu Tahan Pada Proses Artificial Aging Aluminium Daur Ulang Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro. Jurnal Rekayasa Mesin, 182, pp. 79-84. Jeffery, G. H., Bassett, J., Mendham, J. & Denney, R. C., 1989. Vogel’s Textbook Of Quantitative Chemical Analysis. 5th ed. England Longman Group UK Limited. Nurdin, I., Pramujo, W. & Hary, D., 2018. Pengaruh Laju Alir Larutan Asam Sitrat terhadap Korosi Aluminium. Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik , 82, pp. 53-62. Saefulah, I., Agus, P. & Ricki, H., 2018. Studi Karakteristik Sifat Mekanik Alumunium Matrix Composite Amc Paduan Al, 5%Cu, 12%Mg, 15% Sic Hasil Proses Stir Casting Dengan Variasi Temperatur Pengadukan. Jurnal TEKNIKA, 122, pp. 151-164. Sidabutar, T. E., 2017. Pembuatan Dan Karakterisasi Keramik Magnesium Alumina Silika Dari Abu Vulkanik Gunung Sinabung. Jurnal Teknik Mesin JTM, 61, pp. 28-35. Sinha, A. K., 2003. Physical Metallurgy Handbook. New York McGraw-Hill Companies, Inc.. Surdia, T. & Saito, S., 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta PT. Pradnya Paramita. Totten, G. E., 2003. Physical Metallurgy and Proses Handbook. New York Marcel Dekker, Inc.
0% found this document useful 0 votes20 views7 pagesDescriptionlaporan praktikum kimia anorganikOriginal TitleALUMINIUM DAN SENYAWANYACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes20 views7 pagesAluminium Dan SenyawanyaOriginal TitleALUMINIUM DAN SENYAWANYAJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
I. Judul Alumunium II. Tanggal Percobaan Rabu, 28 Oktober 2015 III. Tanggal Selesai Percobaan Rabu, 28 Oktober 2015 IV. Tujuan Percobaan Mempelajari sifat-sifat aluminium dan senyawanya V. Dasar Teori Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionic 124 pm tidak jauh berbeda dari jari-jari metalik atom aluminium 143 pm. Akibatya, kemasan permukaan hampir tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium 68 pm tepat menempati rongga-rongga struktur permukaan oksida. Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun sebagai logam, nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya . Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat. Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain, logam aluminium dapat memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes merkuriumINitrat ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan terbentuk aluminium amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut. Ditunjukkan oleh reaksi 3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓ Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh oksigen dari udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume besar. Merkurium yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium, yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar aluminium akan terkorosikan. Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. Meskipun demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3 yaitu α – Al2O3 dan γ – Al2O3. α – Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan γ – Al2O3 atau oksida anhidrat apapun di atas 1000oC. γ – Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah ~450oC. α – Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam, sedangkan γ – Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah γ – Al2O3. Adapun sifat-sifat alumunium 1. Sifat kimia Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98. Aluminium juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut a. Al2O3 + 3H2SO4 Al2SO43 + 3H2O b. Al2O3 + 6NaOH 2Na3AlO2 + 6H2O Adapun sifat fisikanya sebagai berikut Reaksi – reaksi ion Al33+dalam air Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi. Al3+ + H2 [AlH2O6]3+ Ion hesa aquao aluminium III / Al3+aq Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton. [ AlH2O6]3+ + H2O [AlH2O5OH2+] + H3O Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [ AlH2O6]3+ . [AlH2O6]3+ + 3 S- [AlH2O3OH3] + 2 H2S Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH aq ditambahkan pada larutan garam Al. [AlH2O6]3+ + 3OH- aq [AlH2O3OH3] + H2O3 Dengan NaOH aq berlebih endapan akan melarut. [AlH2O3OH3] s + OH- [AlH2O3OH3] + H2O Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH , baisanya aq ditulis sebagai berikut Al3+ aq + 3OH- aq AlOH3 s + OH- aq AlOH3 s AlOH4- aq Larutan jenuh Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter, melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya -1,66 V dapat diramal bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya. Beberapa senyawa aluminium Aluminium oksida Al2O3 Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam dapat direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor 2Alp+ 3/2 O2g→ Al2O3 + 399 kkal Fe2O3p→ 2 Fep+ 3/2 O2g - 197 kkal -2Alp+ Fe2O3 → 2 Fep+ Al2O3g + 202 kkal Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi dan aluminium ini bias menghasilkan suhu sampai termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi. Aluminium Klorida AlCl3 Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari orbital hibrid ini diisi pasangan elektron masing-masing satu elektron dari tiga atom klor dan tiga dari atom Al, orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis. Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl3 lainnya. AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3. AlCl6↔2 AlCl3 Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi Al3+aq+ 3 H2Ol↔ AlOH3s+ 3H+aq Aluminium Sulfat Al2SO43 Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al2SO43 dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAlSO 4 H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas. Aluminium Hidrida AlH3 Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis. AlH3 + H+ → AlH4+ Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi AlH4+ + 4H2O → AlOH3 + 4H2 + OHLarutan garam – garam aluminium seperti AlCl 3 atau Al2SO43bersifat asam karena hidrolisa Al3+ + H2O → AlOH2++ H+ Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih Al3++ 3OH- →AlOH3 Atau AlH2O63++ 3OH-→ AlOH3H2O3+ 3H2O Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan AlOH 3 oleh karena larutan garam – garam tersebut bersifat AlOH3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam karena bersifat amfoter. Penambahan basa AlOH3p+ OH-↔ AlOH4Atau AlOH3H2O3p+ OH-↔ AlOH4H2O-+ H2O Penambahan asam AlOH3p+ 3H+↔Al3++ 3H2O AlOH3H2O3p + 3H+↔AlH2O63+ Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain. Reaksi dengan udara Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dengan udara lembab akan terbentuk semacam lapisan tipis oksida pada bagian permukaan. Pembakaran dengan oksigen menghasilkan cahaya kilap. 4 Als + 3O2g 2Al2O3 Reaksi dengan air Aluminium murni bereraksi dengan air murni, tetapi tidak dapat terkorosi bila air mengandung garam. Dengan air mendidih, aluminium mengalami penguraian dengan membebaskan hidrogen. 2Al s + 6H2Ol 2 AlOH3 + 3 H2g Reaksi dengan alkali. Aluminium melarutkan soda NaOH dengan membebaskan gas hydrogen dan terbentuk aluminat larutan. 2 Als + 2 NaOHaq + 2 H2Ol 2 Na[AlOH4]aq + 3H2g Reaksi dengan asam. Aluminium larut dalam HCl dan H2SO4 pekat dengan membebaskan hidrogen. 2Als + 6 HClaq 2 AlCl3 aq+ 3H2 g 2 Als + 6 H2SO4aq Al2SO43aq+3SO2g +6H2Ol Reaksi dengan halogen. Serbuk halus aluminium dapat berikatan dengan halogen bila dilewarkan padanya. 2 Als + 3 Cl2g 2 AlCl3 Ion aluminium dalam larutan Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan senyawa aluminium dalam air adalah kecilnya ukuran dan tingginya muatan ion Al 3+ dan tingginya energi hidrasi -4613 kJ/mol. Jika Al 3+ bergabung dengan anion kecil bermuatan tinggi, tingginya energi kisi yang dihasilkan pada padatannya menyebabkan senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya Al 2O3. AlCl3 , AlBr3, AlI3, memiliki sifat kovalen. Senyawa- senyawa tersebut sangat larut dalam air. Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air. Larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Alumunium dan Hidrogen Klorida HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi diatas. VI. Alat dan Bahan Alat 1. Cawan porselin 1 buah 2. Pipet tetes secukupnya 3. Corong gelas 1 buah 4. Tabung reaksi 7 buah 5. Gelas kimia 1 buah 6. Gelas ukur 1 buah 7. Kaki tiga 1 buah 8. Kasa 1 buah 9. Pembakar spiritus 1 buah Bahan 1. Larutan NaOH 0,1 M 2. Larutan NaOH 1 M 3. Larutan HgCl2 0,1 M 4. Larutan HCl 0,1 M 5. Larutan NH42 S 6. Larutan Na2CO3 0,1 M 7. Larutan Al2SO43 0,1 M 8. Lempeng Al 9. Kertas lakmus 10. Kapas 11. Kertas saring VII. Alur Kerja . Mengetahui sifat-sifat aluminium Sepotong kecil lempeng aluminium Dicelupkan sebentar kedalam tabung reaksi yang berisi NaOH sampai timbul gas Dicuci dengan air Digosok-gosokkan dengan kapas yang telah dibasahi dengan HgCl2 Dibiarkan beberapa menit sampai kering Hasil Pengamatan Reaksi 2Als + 2NaOHaq 2Als + 3HgCl2aq 2Na[AlOH4]aq +3H2g 2AlCl3s + 3Hgs 2. Mengetahui sifat-sifat aluminium Aluminium Dipotong menjadi bagian kecil Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi Tabung I Berisi larutan NaOH 0,1 M Tabung I Berisi larutan Na2CO3 0,1 M Diamati Diamati Tabung I Berisi larutan HCl 0,1 M Diamati Hasil pengamatan Hasil pengamatan Hasil pengamatan Reaksi 2Als + 2NaOHaq + 6H2Ol 2Na[AlOH4]aq +3H2g 2Als + Na2CO3aq + 7H2Ol 2Na[AlOH4]aq +CO2g + 6H+aq 3. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium Larutan tawas atau Larutan Al2SO43 Diuji dengan kertas lakmus merah Hasil Pengamatan Reaksi Al2SO43aq + 6H2Ol 2AlOH3s + 3H2SO4aq 4. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium 1mL larutan tawas atau Larutan Al2SO43 + larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes Terbentuk endapan + larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes Endapan larut + ditetesi larutan HCl 0,1 M hingga tidak terjadi perubahan Hasil Pengamatan Reaksi Al2SO43aq + NaOHaq AlOH3s + NaOHaq Na[AlOH4]aq + HClaq Al2SO43aq + HClaq AlOH3s + Na2SO4aq Na[AlOH4]aq NaClaq + AlOH3s + H2Ol AlCl3aq + H2Ol 5. Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium 1mL larutan tawas atau Larutan Al2SO43 + sedikit larutan NH42S Disaring Residu Filtrat Dicuci dengan air panas yang banyak Dipindahkan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan sedikit air + larutan NaOH sampai endapan larut Hasil pengamatan Reaksi Al2SO43aq + 3NH42Saq + 6H2Ol 2AlOH3s + 3NH42SO4aq + 3H2Sg AlOH3s + NaOHaq Na[AlOH4]aq VIII. Hasil Pengamatan N o Alur kerja 1 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium Sepotong kecil lempeng Aluminium Dicelupkan tabung reaksi yang berisi NaOH 1M sampai timbul gas Dicuci dengan air Digosok-gosok dengan kapas yang dibasahi HgCl2aq Dibiarkan beberapa menit sampai kering Diamati perubahan yang terjadi Dicatat hasil pengamatannya Hasil pengamatan Hasil pengamatan sebelum - Lempeng Al= abu-abu - NaOH 1 M= tak berwarna - HgCl2 = tak berwarna - Aquades= taak berwarna - Kapas= putih sesudah Als + NaOH aq= timbul gelembung Al dibasahi HgCl2=menjai rapuh setelah beberapa waktu mengalami korosi Dugaan/reaksi Simpulan 2Als + 2NaOHaq + Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa logam Al reaktif jika bereaksi dengan basa menghasilkan H2. Jika direaksikan dengan HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh menjadi serbuk Hal ini sesuai dengan teori. 6H2Ol 2Na[AlOH4] aq + 3H2↑g 2Als + 3HgCl2aq 2AlCl3aq + 3Hg↓s 2 . Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium Aluminium Dipotong menjadi bagian kecil Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi Tabung I Tabung I Tabung I Berisi larutan NaOH Berisi 0,1 larutan M Na2CO3Berisi 0,1 Mlarutan HCl 0,1 M - NaOH 1 M= tak berwarna - HCl= tak berwarna - Na2CO3= tak berwarna - Na2CO3 dipanaskan= tak berwarna - Tb 1 = timbul gelembung ++ - Tb 2= timbul gelembung + - Tb 3= tidakada gelembung Tabung 1 2Als + 2NaOHaq + 6H2Ol 2Na[AlOH4]aq + 3H2↑g Tabung 2 4Al s + 2Na2CO3 aq + 7H2O g 4NaAlOH2 aq + 3H2g + CO2 ↑g Diamati Diamati Diamati Hasil pengamatan Hasil pengamatan Hasil pengamatan Tabung 3 2Als + 6HClaq tidak bereaksi - Al semakin reaktif pada suasana basa. - Tingkat kereaktifan basa>garam →asam Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui jika Al bereaksi dengan basa atau garam basa tapi tidak bereaksi dengan asam. Kereaktifan Tb 1> Tb 2→ Tb 3 Hal ini sesuai dengan teori - Larutan 3 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium Larutan Al2SO43 Diuji dengan kertas lakmus merah Diamati dan dicatat perubahannya Al2SO43 tak berwarna - Kertas lakmus= merah - Al2SO43 diuji dengan kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna Al2SO43 tidak mengubah warna kertas lakmus merah. Hasil pengamatan Hasil pengamatan Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa Al2SO43 bersifat asam ditandai dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah. Hal ini sesuai dengan teori. 4 Mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium 1mL larutan tawas atau Larutan Al2SO43 + larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes Terbentuk endapan + larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes Endapan larut + ditetesi larutan HCl 0,1 M hingga tidak terjadi perubahan Hasil Pengamatan - Larutan NaOH = tak berwarna - Larutan HCl= tak berwarna - Larutan Al2SO43 tak berwarna - Al2SO43 + NaOH pada tetesan ke-100 mulai keruh - Tetesan ke 200 jernih kembali - Al2SO43 + NaOH + HCl tetesan ke 20 jernih kembali Al2SO43aq + 6NaOHaq 2AlOH3↓s + 3Na2SO4aq AlOH3s + NaOHaq Na[AlOH4]aq Na[AlOH4]aq + HClaq AlOH3↓s + NaClaq + H2Ol AlOH3s + HClaq Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa Al bersifat amfoter, dapat membentuk endapan pada penambahan sedikit asam atau basa dan membentuk larutan pada asam/basa berlebih. AlCl3aq + 3H2Ol IX. Pembahasan Percobaan 1 Percobaan ke pertama ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari aluminium dengan menambahkan reagen seperti NaOH dan HgCl2. Dalam percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil sepotong kecil lempeng aluminium yang berwarna abu-abu, kemudian memasukkan lempeng tersebut ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH 2M. Secara teori, jika logam aluminium direaksikan dengan hidroksida alkali akan terbentuk larutan tetra hidroksoaluminat kompleks dan gas hidrogen. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Syarat untuk membentuk senyawa kompleks yaitu 1. Ukuran atom kecil 2. Muatannya besar 3. Adanya orbital kosong pada energi rendah untuk membentuk ikatan. Aluminium mempunyai salah satu syarat untuk membentuk senyawa kompleks yaitu ion Aluminium memiliki muatan yang besar yaitu +3. Ion Al3+ mempunyai gaya tarik terhadap elektron yang cenderung besar sehingga ketika unsur lain menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk berikatan dengan ion aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh ion aluminium karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang stabil. Sehingga ion Al3+ yang mampu untuk menarik elektron dari unsur lain tersebut menyebabkan aluminium yang termasuk unsur golongan utama dapat membentuk senyawa kompleks. Sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana tidak terbentuk endapan saat lempeng aluminium ditambahkan NaOH yang menandakan terbentuknya suatu kompleks tetra hidroksoaluminat tersebut. Selain itu pada percobaan ini timbul gelembung-gelembung gas diatas lempeng aluminium yang menandakan terbentuknya gas H2 seperti disebutkan pada teori. Reaksi lempeng aluminium dengan larutan NaOH 2M ditunjukkan sebagai berikut Als + 2NaOHaq + 6H2Oaq → 2Na[AlOH4]aq + 3H2g Tetrahidroksoaluminat Langkah selanjutnya adalah mengambil lempeng aluminium yang berada didalam tabung reaksi lalu dicuci dengan air untuk menetralkan sisa NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminum. Fungsi pencucian dengan menggunakan air yaitu agar sisa-sisa NaOH benar-benar hilang. Selanjutnya menyiapkan sedikit kapas yang sebelumnya telah dibasahi larutan HgCl2 0,1 M. Kapas tersebut lalu digosok-gosokkan pada lempeng aluminium yang telah dicuci dengan air tadi. Secara teori akan terbentuk amalgam aluminium dan ion-ion aluminium melarut seperti persamaan reaksi berikut Als + HgCl2aq → AlCl3aq + Hgs HgCl2 berfungsi sebagai zat pengoksidasi dalam percobaan ini. Persamaan reaksinya sebagai berikut Al3+aq+ O2g → Al2O3s Merkurium Hg yang tersisa [Als + HgCl 2aq → AlCl3aq + Hgs ] akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan aluminium yang akan dioksidasikan kembali, maka sejumlah besar aluminium akan terkorosikan sehingga menjadi rapuh. Berikut gambar alumunium setelah didiamkan diudara terbuka beberapa waktu. Setelah langkah diatas, lempeng aluminium dibiarkan sampai kering, maka lempeng aluminium berwarna putih namun tidak mengkilat karena lapisannya telah terkelupas oleh HgCl2. Percobaan 2 Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat aluminium jika direaksikan dengan asam kuat, basa kuat dan garam basa. Percobaan ini dilakukan dengan cara menyiapkan 3 lempeng kecil aluminium kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berturut-turut berisi basa kuat NaOH, garam basa Na2CO3, dan asam kuat HCl. Berdasarkan teori, lempeng aluminium akan membentuk senyawa kompleks tetrahidroksoaluminat dan gas hidrogen jika direaksikan dengan hidroksida alkali. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana dihasilkan gelembung-gelembung gas ++ yang dideteksi merupakan gas hidrogen H2. Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk kompleks hidroksoaluminat [AlOH4]- yang berwujud larutan tidak berwarna. Reaksi aluminium dengan NaOH ditunjukkan sebagai berikut Als + 2NaOHaq + 6H2Oaq → 2Na[AlOH4]aq + 3H2g Tetrahidroksoaluminat Langkah kedua adalah mereaksikan lempeng aluminium dengan garam basa Na2CO3. Secara teori akan dihasilkan gas CO2 dan asam H+ dari penguraian larutan Na2CO3. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana dihasilkan gelembung-gelembung gas+ diatas lempeng aluminium yang diketahui merupakan gas CO2 yang dihasilkan. Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk kompleks hidroksoaluminat [AlOH4]- yang berwujud larutan tidak berwarna. Karena direaksikan dengan suatu garam basa, maka untuk menetralkan muatan dihasilkan suatu asam. Reaksi aluminium dengan suatu garam basa ditunjukkan sebagai berikut 2Als + Na2CO3aq + 7H2Ol → 2Na[AlOH4]aq + CO2g + 6H+ aq Langkah ketiga adalah mereaksikan lempeng aluminium dengan asam kuat, yaitu HCl. Secara teori, asam klorida yang direaksikan dengan aluminium tidak akan melarutkan aluminium. Hal tersebut sesuai dengan hasil percobaan kami, dimana tidak dihasilkan gelembung-gelembung gas. Tidak terbentuknya endapan menandakan bahwa terbentuk Al3+ dan Cl- atau senyawa AlCl3 yang berwujud larutan tidak berwarna. Dari 3 langkah percobaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa aluminium reaktif terhadap basa,garam basa tetapi tidak bereaksi dengan asam. Kereaktifan Tb 1>Tb 2>Tb 3 hal ini sesuai dengan teori. Percobaan 3 Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan senyawa aluminium. Langkah yang dilakukan pada percobaan ini yaitu dengan memasukkan larutan Al2SO43 0,1 M tidak berwarna ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan aquades dan diuji dengan kertas lakmus berwarna merah. Hasil yang didapatkan pada saat uji kertas lakmus berwarna merah tidak berubah warna. Hal tersebut dikarenakan Al2SO43 merupakan garam yang bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat yaitu basa lemah AlOH3 dan asam kuat H2SO4. Dan dapat disimpulkan hasil uji kertas lakmus menunjukkan larutan tawas AlOH3 bersifat asam. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah Al2SO43aq+ 6H2Ol → 2AlOH3s+ 3H2SO4aq Percobaan 4 Pada percobaan 4 ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan ammonium hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mereaksikannya dengan NaOH dan HCl. 1 mL larutan Al 2SO43 0,1 M dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi endapan dan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan pada saat tetesan NaOH 200 . Reaksinya adalah Al2SO43aq + NaOHaq Na2SO4aq + AlOH3s Setelah terbentuk endapan AlOH3, ke dalam larutan terus ditetesi dengan NaOH tetes demi tetes sampai endapan larut kembali, pada tetesan ke 200 AlOH3 larut kembali. Hal ini menandakan bahwa endapan yang terbentuk telah larut kembali. Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang diendapan dapat melarut lagi. Endapan ini larut kembali karena terbantuknya senyawa kompleks Na[AlOH4] yang jernih dan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah AlOH3s+ NaOHaq Na[AlOH4]aq Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga dapat bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Larutan Na[AlOH 4] yang terbentuk kemudian ditambah dengan HCl 1 M tetes demi tetes sampai terbentuk endapan kembali. Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan setelah tetesan HCl yang ke 5. Endapan ini merupakan endapan AlOH3 yang kembali mengendap karena penambahan HCl menyebabkan larutan tepat jenuh.. Reaksi yang terjadi adalah Na[AlOH4]aq + HClaq AlOH3s + NaClaq + H2Ol Setelah terbentuk endapan, ditambahkan lagi larutan HCl tetes demi tetes sampai endapan melarut kembali. Larutan menjadi jernih dan endapan melarut pada tetesan HCl yang ke 20. Endapan melarut dan membentuk senyawa yang terjadi adalah Al2SO43 + NaOH + HCl tetesan ke 20 jernih kembali AlOH3s+ HClaq AlCl3aq + H2Ol Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai basa sehingga dapat bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl. X. Simpulan Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan pertama, dapat diketahui bahwa logam Al reaktif jika bereaksi terhadap basa menghasilkan H 2. Jika direaksikan dengan HgCl2 membentuk AlCl3 yang rapuh menjadi serbuk karena mengalami korosi.. Untuk percobaan kedua, untuk membuktikan bahwa Al bereaksi dengan basa atau garam basa tapi tidak bereaksi dengan asam, hal ini terbukti ditandai dengan ada tidaknya gelembung saat direaksikan. Berdasarkan percobaan ketiga dapat diketahui bahwa alumunium bersifat asam ditandai dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan Al2SO43. Berdasarkan percobaan keempat dapat diketahui bahwa Al bersifat amfoter, dapat membentuk endapan pada penambahan sedikit asam atau basa dan membentuk larutan pada asam/basa berlebih. XI. Jawaban Pertanyaan 1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan! Jawaban AlOH3 merupakan basa yang sangat lemahsekaligusasam yang sangat lemah karena sukar larut dalam air Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4. Karena AlOH3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat amfoter. Sifat asam basa AlOH3 dapat disimak dari reaksi asam basanya berikut AlOH3asam+NaOH basa NaAlOH4 AlOH3basa+ 3HCl asam AlCl3+ 3H2O Senyawa aluminium memiliki sifat amfoter, seperti dibuktikan dalam percobaan ke empat, yakni mereaksikan Al2SO43 dengan basa kuat dan asam kuat. Senyawa aluminium ini dikatakan bersifat amfoter karena dapat bertindak sebagai asam ketika bereaksi dengan basa kuat yakni NaOH dan dapat bertindak sebagai basa ketika bereaksi dengan Asam kuat yakni HCl. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan basa penambahan NaOH maka senyawa aluminium bersifat asam. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan basa dapat membuat larutan membentuk endapan namun pada penambahan basa berlebih dapat membuat endapan menjadi larut sempurna di semua bagian. Jika senyawa aluminium direaksikan dengan asam Penambahan HCl maka senyawa aluminium bersifat basa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan asam dapat membuat larutan membentuk endapan namun pada penambahan asam berlebih dapat membuat endapan menjadi larut sempurna di semua bagian. Sifat amfoter dari senyawa aluminium ini dipengaruhi oleh sifat zat yang direaksikan dengan aluminium. 2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut! Jawaban Percobaan 1 2Als + 2NaOHaq + 6 H2O Na[AlOH4]aq + 3 H2g 2Als + 3HgCl2aq2AlCl3 + 3Hgs Percobaan 2 2Als + 2NaOHaq + 6 H2Ol2 Na[AlOH4]aq + 3 H2g 4 Als + 2Na2CO3aq + 3O2g 4Na[AlOH4]aq + 2 CO2 g 2 Als + 6 HClaq 2AlCl3aq + 3H2 g Percobaan 3 Al2SO43s + 3H2Ol2Al2O3 aq + 3H2SO4aq Percobaan 4 Al2SO43 aq + 6 NaOH aq 2AlOH3 s + 3 Na2SO4aq AlOH3 s + NaOH aq NaAlOH4aq Na[AlOH4]aq + HClaq AlOH3 s +H2Ol + NaClaq AlOH3 s +HClaq AlCl3aq + H2Ol Percobaan 5 AlSO43 aq + 3NH42Saq + 6 H2Ol 2 AlOH3 s + 3 H2Sg +3 NH42SO4 aq AlOH3 s + NaOH aq NaAlOH4 aq 3. Jelaskan kegunaan aluminium! Jawaban a. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga. Karena memiliki daya hantar listrik yang baik ini aluminiumdigunakan pada kabel listrik menggantikan tembaga yang harganya lebih mahal. b. Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini disebabkan aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen yang terdapat di udara menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang terbentuk tidak mudah terkelupas sehingga dapat melindungi permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar tidak terjadi oksidai berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk merupakan lapisan tembus cahaya sehingga aluminium seolah-olah tidak berubah tetap mengkilat. c. Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan menarik. d. Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam aslinya sehingga sering dicampur pada minyak cat vernis menghasilkan cat metalik yang harganya relatif labih mahal dibanding cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan digunakan pada barang-barang mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat dapat memantulkan cahaya yang lebih banyak. e. Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat dalam bahan makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat rumah tangga misanya panci. Dan aluminium dijadikan kertas aluminium yang sangat tipis yang digunakan sebagai pembungkus rokok, gula, bumbu masak dan beberapa keperluan lain. f. Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan Mn dapat digunakan menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat besi. Misalnya dalam pembuatan bingkai pintu dan jendela. XII. Daftar Pustaka Lee, J. D. .1979. Concise Inorganik Chemistry .London University and Professional Division. Muchlis, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya Jurusan Kimia Unesa. Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium. online Diakses pada 3 November 2015 pukul WIB Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta UNY Press. Svehla, G. .1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta Media Pusaka. Laporan Praktikum Alumunium .online diakses pada 3 November 2014 pukul WIB LAMPIRAN GAMBAR PRAKTIKUM ALUMUNIUM No . 1. gambar keterangan warna dimasukkan NaOH ke dalam tabung reaksi yang berisi lempeng Al NaOHtak berwarna Terbentuk gelembung → Lempeng diolesi larutan HgCl2 Alumunium mengalami korosi 2. Dimasukkan lempeng Al dalam 3 tabung reaksi 3. Tb 1+ NaOH Warna tak berwarna Tb 2 + Na2CO3 panas Warna tak berwarna Tb 3+ HCl Dibndingkan ketiga tabung Tb 1 ada gelembung ++ Tb 2 ada gelembung + Tb 3 tidak ada gelembung Disiapkan larutan Al2SO4 Al2SO4 tak berwarna larutan Al2SO4 diuji dengn kertas lakmus merah Lakmus merah tetap merah Dimasukkan larutan Al2SO43 dalam tabung reaksi 4. larutan Al2SO43 + NaOH → larutan Al2SO43 + NaOHjernih
laporan praktikum aluminium dan senyawanya